Senin, 18 November 2013

tugas softskill PERILAKU KONSUMEN BAB1



TUGAS SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN
Nama : Hanna Azulai Hasfarika

NPM : 13211198

Kelas : 3EA24

PERILAKU KONSUMEN

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan untuk mendapatkan simpatik masyarakat baik melalui peningkatan sarana dan prasarana teknologi tinggi maupun dengan pengembangan sumber daya manusia. Persaingan untuk memberikan yang terbaik untuk konsumen telah menempatkan konsumen sebagai pengambil keputusan. Semakin banyaknya perusahaan sejenis yang beroperasi dengan berbagai produk/jasa yang ditawarkan, membuat masyarakat dapat menentukan pilihan sesuai dengan kebutuhannya.
Dewasa ini, keberhasilan pemasaran suatu perusahaan tidak hanya dinilai dari seberapa banyak konsumen yang berhasil diperoleh, namun juga bagaimana cara mempertahankan konsumen tersebut. Dalam pemasaran dikenal bahwa setelah konsumen melakukan keputusan pembelian, ada proses yang dinamakan tingkah laku pasca pembelian yang didasarkan rasa puas dan tidak puas. Rasa puas dan tidak puas konsumen didasarkan pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima produk/jasa. Bila produk/jasa tidak memenuhi harapan konsumen, konsumen merasa tidak puas, sehingga dimasa yang akan datang konsumen tidak akan melakukan pembelian ulang. Di lain pihak bila produk/jasa melebihi harapan konsumen, konsumen merasa puas dan akan melakukan pembelian ulang.



1 Pengertian perilaku konsumen

Adapun pengertian perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk mengkonsumsi suatau barang.
Menurut James F Engel, perilaku konsumen didefinisikan tindak-tindakan individu secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan kepustusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (1988:8)
Menurut David L Loundon, perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang atau jasa (1984:6)
Menurut Gerald Zaltman, perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalaman dengan produk, pelayanan dan sumber-sumber
Perilaku konsumen merupakan suatu tindakan nyata konsumen yang dipengaruhi oleh factor-faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya yang mengarahkan mereka untuk memilihdan mempergunakan barang/jasa yang diinginkannya. Perilaku konsumen suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keyakinan konsumen terhadap produk yang bersangkutan, keyakinan terhadap referen serta pengalaman masa lalu konsumen.

2. Pemikiran yang benar tentang konsumen

1. Konsumen adalah RAJA
2. Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian.
3. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif yang menghadapi konsumen secara serius sebagai pihak yang berkuasa dan dengan maksud tertentu.
4. Bujukkan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial asalkan pengamanan hukum, etika, dan moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya manipulasi.
Bila ke empat premis ini diabaikan, konsekuensinya hampir selalu negatif. Kami memberikan contoh dari hasil pemikiran yang benar maupun yang salah mengenai konsumen. Kami lebih jauh mendemonstrasikan bahwa penelitian konsumen, bila ditanggapi dan ditafsirkan dengan benar, memberikan masukan yang esensial untuk strategi pemasaran yang baik dalam organisasi yang mencari laba maupun yang tidak mencari laba. Akhirnya, penelitian juga berfungsi sebagai basis untuk pendidikan dan perlindungan konsumen, dan melengkapi informasi yang penting untuk keputusan kebijakkan umum.

3 Penelitian konsumen sebagai bidang yang dinamis

Perilaku konsumen pada saat ini telah menjadi suatu bidang kajian yang dinamis dan sangat menarik untuk dipelajari. hal ini disebabkan baik disadari maupun tidak, sebenarnya setiap diri kita sebagai manusia adalah konsumen, dengan banyak contoh yang dapat dikemukakan dalam kehidupan kita sehari-hari.

4 Studi Kasus

Hasil survey penelitian terhadap 140 responden menunjukkan bahwa sebagian besar contoh konsumen ISN adalah berpengeluaran rata-rata per bulan dibawah Rp 500.000,-, bertempat tinggal di indekost
Perilaku konsumsi makanan khas daerah menunjukkan pola yaitu tingkat frekuensi konsumsi yang tidak menentu (82,1%), cara memperoleh makanan khas daerah melalui kombinasi antara membuat, membeli dan acara-acara khusus (44,3%). Sebagian besar responden menyukai makanan khas berjenis lauk (36,4%) dan sebanyak 45,4% mengkonsumsinya sebagai makanan selingan. Jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi adalah jenis makanan rebusan (39,8%). Adapun alasan mengkonsumsi makanan khas daerah adalah dikarenakan cita rasa yang terdapat pada makanan tersebut (86,76%). Sebanyak 40,7% responden terkadang merasakan kesulitan dalam memperoleh makanan khas daerah .
Perilaku kosumsi ISN menunjukkan pola yaitu terdapat jumlah yang sama pada konsumen yang mengkonsumsi sedikit dan konsumen yang mengkonsumsi banyak (34,3%). Sebagian besar responden mengkonsumsi jenis rasa tertentu (59,3%). Dasar pertimbangan konsumsi sebagian besar responden adalah situasi dan kondisi saat proses pembelian (35%). Sebanyak 72,3% responden mengetahui atau menyadari keberadaan iklan ISN.
Hubungan antara perilaku konsumsi makanan khas daerah dan konsumsi ISN dengan menggunakan metode tabulasi silang dan uji asosiasi Chi-Square umumnya menunjukkan tidak adanya hubungan diantara kelompok variabel perilaku konsumsi makanan khas daerah dan variabel perilaku konsumsi ISN.
Melalui metoda Cochran Q-test dengan proses empat kali iterasi maka 18 atribut yang ada dirasakan hanya sebelas atribut yang dianggap penting yaitu harga, rasa, bobot, kandungan gizi, aroma, kesegaran, daya tahan, pengolahan, ketersediaan produk, pelengkap tambahan dan sertifikasi kualitas. Selanjutnya kesebelas atribut tersebut dianalisa menggunakan analisis sikap multiatribut Fishbein. Analisis tersebut menghasilkan nilai 142,85 yang memiliki arti netral. Kenetralan nilai sikap mutiatribut Fishbein memberikan gambaran bahwa atribut-atribut ISN tidak memberikan kesan yang cukup positif maupun negatif pada benak responden.
Pemetaan atribut berdasarkan lima wilayah rasa ISN (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Bagian Timur) menggunakan metoda analisis Biplot menunjukkan hanya dua wilayah rasa (Sumatera dan Jawa) yang memiliki keungulan atribut yang diuji yaitu Sumatera pada kelompok atribut pertama dan Jawa pada kelompok atribut kedua. Adapun kelompok atribut pertama yaitu atribut rasa, harga, bobot, ketersediaan, daya tahan, sertifikasi dan aroma. Sedangkan kelompok atribut kedua yaitu pelengkap, kesegaran dan gizi.
Berdasarkan hasil analisis-analisis tersebut di atas maka dapat ditinjau ulang (review) penetapan STP (Segmentation. Targeting. Positioning) ISN dan konsep produk yang menjadi ekspektasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar